Jumat, 12 Agustus 2011

Taman Laut Pulau Tikus


Taman Laut Pulau Tikus

Pulau tikus terletak di sebelah barat Kota Bengkulu dengan jarak sekitar 10 KM dari pusat kota. Pulau Tikus dikelilingi karang dan kaya dengan sumber daya hayati yang sudah ditetapkan sebagai hutan wisata dengan SK Menhut No. 602/Kpts-II/1991.
Potensi fauna yang ada berupa ekosistem karang dan biota laut. Kondisi laut berpasir putih pada malam hari menjadi habitat penyu sisik dan penyu hijau yang naik ke darat untuk bertelur. Di kawasan lautnya terdapat lokasi-lokasi aman untuk kegiatan penyelaman dasar laut, dengan airnya yang jernih serta batu karangnya yang indah merupakan pilihan tempat wisata bahari yang menarik.



IMAGE GALLERY



AGENDA
24 Desember 2009 - 30 Desember 2009
Bazar Akhir Tahun Ocarina
28 Desember 2009 - 31 Desember 2009
Festival Denpasar
29 Desember 2009 - 31 Desember 2009
Festival Sumpit Tradisional 2009
29 Desember 2009 - 30 Desember 2009
Khol Ceremony in Mount Kawi
29 Desember 2009 - 31 Desember 2009
Festival Gong Tugu Muda Semarang
30 Desember 2009 - 31 Desember 2009
Melepas Matahari 2009
05 Januari 2010 - 06 Januari 2010
Pementasan Drama “Sam Pek Eng Tay”








ENSIKLOPEDI MELAYU
Beranda » Ensiklopedi Melayu » M » Monumen Thomas Parr
Monumen Thomas Parr


Monumen Thomas Parr merupakan salah satu peninggalan era kolonialisme Inggris di Propinsi Bengkulu, tepatnya beralamat di Jalan Ahmad Yani, Kota Bengkulu. Letaknya berdekatan dengan Benteng Marlborough, hanya berjarak sekitar 170 m di sebelah tenggara. Monumen berbentuk tugu dengan luas 70 meter persegi dan tinggi 13,5 meter ini dibangun oleh pemerintah Inggris pada tahun 1808 untuk memperingati Residen Thomas Parr yang tewas dibunuh oleh rakyat Bengkulu (http://www.bengkulukota.go.id).

Terletak di sebelah tenggara dan berjarak 170 m dari Benteng Marlborough. Keletakan geografis tugu ini adalah 03o47`19,16" LS dan 102o15`04,1" BT. Tugu ini berdenah segi 8 dan mempunyai tiang-tiang bergaya corintian. Pintu masuk pada tugu ini terdapat di bagian depan dan sisi kanan dan kiri. Bentuk dari pintu masuk ini lengkung sempurna dan tidak mempunyai daun pintu. Pada salah satu dinding di ruang dalam tugu terdapat sebuah prasasti, tapi pada saat ini sudah tidak dapat dibaca lagi. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk kubah. Berdasarkan lukisan Joseph C Stadler dalam buku Prints of Sotut East Asia in The India Office Library terlihat di lokasi tugu ini terdapat Gedung Pemerintahan dan Gedung Dewan EIC. Pada saat ini sisa-sisa kedua bangunan tersebut sudah tidak dapat ditemukan lagi karena lokasi tersebut sudah merupakan kawasan pertokoan dan pusat pemerintahan Dati I Bengkulu (http://simpanglimo.multiply.com).

Thomas Parr (1805—1807) adalah penguasa Inggris ke empat puluh sembilan yang terkenal sangat keji dan kejam. Dia diangkat oleh pemerintah Inggris untuk menggantikan Deputy Governor Walter Ewer (1800—1805). Semasa memerintah, Thomas Parr menerapkan sistem tanam paksa untuk membuka perkebunan kopi di Bengkulu. Sudah tidak dapat dihitung lagi berapa banyak korban jiwa yang melayang selama masa tanam paksa tersebut (http://wisatamelayu.com/id).

Sampai suatu ketika, kebencian rakyat Bengkulu sudah tidak dapat dibendung lagi. Pada sebuah malam, tepatnya pada tanggal 23 Desember 1807, rakyat Bengkulu beramai-ramai menyerbu Mount Felix, rumah peristirahatan Thomas Parr (sekarang Rumah Dinas Gubernur atau Gedung Daerah), tentu dengan maksud ingin menghabisi sang Residen. Pada malam yang naas itu, sang Residen yang lalim tersebut akhirnya terbunuh dengan cara yang mengenaskan. Kepalanya dipenggal dan diarak keliling kota oleh rakyat Bengkulu (http://wisatamelayu.com/id).

Atas peristiwa tersebut, Pemerintah Inggris tidak ambil diam. Sebagai pembalasan, tentara Inggris bertindak keji dan membabi buta, menghancurkan dusun-dusun dan membunuh setiap penduduk yang dijumpainya. Bukan hanya itu, hewan ternak pun tidak luput dari amukan tentara Inggris yang kehilangan kendali.

Keistimewaan Monumen Thomas Parr dapat dilihat dari dua aspek, yaitu aspek fisik bangunannya dan aspek sejarahnya. Dilihat dari aspek fisiknya, keistimewaan Monumen Thomas Parr dapat dilihat dari keunikan arsitekturnya. Monumen berbentuk tugu ini berdenah segi 8 dan mempunyai tiang-tiang bergaya corinthian (berbentuk bulat seperti balok kayu yang mengandung makna agar bangunan terlihat kokoh dan berwibawa). Pintu masuknya terdapat di bagian depan dan sisi kanan dan kiri, berbentuk lengkung sempurna dan tidak mempunyai daun pintu. Pada salah satu dinding di ruang dalam tugu terdapat sebuah prasasti, tapi pada saat ini sudah tidak dapat dibaca lagi karena sudah rusak. Bagian atas tugu mempunyai atap yang berbentuk kubah (http://simpanglimo.multiply.com/).

Adapun nilai sejarah yang melekat pada monumen ini adalah mengingatkan masyarakat Indonesia pada besarnya kontribusi rakyat Bengkulu dalam mengusir penjajah Inggris dari Nusantara. Monumen yang oleh rakyat Bengkulu disebut dengan Kuburan Bulek ini merupakan simbol perjuangan dan persatuan dalam mempertahankan hak dan kemerdekaaan tanah leluhurnya dari penindasan kolonial Inggris.
READ MORE - Taman Laut Pulau Tikus

Pantai Jakat

Merupakan pantai dengan kelandaian 0 – 1,5 meter saat pasang surut dan naik. Terletak 1 km dari pusat kota. Di pantai ini terdapat aktivitas nelayan tradisional yang berdomisili di sekitar kawasan pantai. Atraksi wisata yang tersedia berupa kegiatan penangkapan ikan di laut. Pantai ini biasanya selalu ramai dikunjungi masyarakat setiap minggu sore. sekarang dalam pengembangan kearah yang lebih komersil, demi memenuhi tuntutan para pengunjung akan mengunjungi pantai jakat tersebut.
Dengan bermodal Visit Bengkulu years 2010 ini segenap elemen masyarakat Bengkulu akan mencanangkan kebersihan pantai, dan menjaga ekosistem alam panta yg sudah terbentuk dan terlihat natural dan alami.
READ MORE - Pantai Jakat

Pantai Panjang Putri Gading Cempaka


Pantai Panjang Putri Gading Cempaka

Merupakan pantai yang membentang sepanjang 7 km dengan potensi pasir putih dan di sepanjang pantai ditumbuhi oleh pohon cemara laut. Pantai ini terletak kurang lebih 2 km dari pusat kota. Berbagai aktivitas wisata atau rekreasi pantai yang dapat dilakukan antara lain seperti olah raga air dan pantai, panorama laut, sunset, rekreasi. Fasilitas umum antara lain : jogging track, hotel, restoran, cafe, kios cinderamata, pub, diskotik.
READ MORE - Pantai Panjang Putri Gading Cempaka

Danau Dendam Tak Sudah, Surga Flora dan Fauna


Nama danau ini memang terasa aneh, menyeramkan dan belum seakrab danau-danau besar, seperti Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Maninjau dan Danau Singkarak di Sumatera Barat dan Danau Ranau di Lampung.
Namun pesona Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) di Bengkulu ini tidak kalah indah dan eksotik. Memang, saat ini belum banyak wisatawan yang mengenal danau yang hanya berjarak sekitar enam kilometer dari pusat Kota Bengkulu itu.
Menilik dari namanya saja, Danau Dendam Tak Sudah sudah menyiratkan sebuah kisah tragis dibaliknya. Memang, nama danau ini dipercayai terkait dengan legenda sepasang muda-mudi. Mereka mengikat janji sehidup semati, tetapi kisah asmara mereka tak kesampaian, karena orangtua sang gadis tidak merestui. Dia dijodohkan dengan laki-laki lain, padahal benih-benih cinta di hati kedua remaja ini tidak bisa dipisahkan lagi.
Lalu kedua anak muda yang dimabuk asmara itu bunuh diri ke dalam danau. Konon sejak itu di dalam danau terdapat dua ekor lintah besar, yang merupakan jelmaan sepasang kekasih tersebut.
Pada cerita versi lain, danau ini sengaja dibuat untuk mencegah terjadinya intrusi air laut. Kawasan danau ini memang berjarak kurang lebih dua kilometer dari bibir pantai dan dipergunakan untuk mencegah mengalirnya air laut ke darat.
Di masa Belanda, danau ini kemudian dibuat dam, agar lebih tertata dan tidak mudah meluap serta memudahkan pembuatan jalan. Bukti-bukti dam itu bisa terlihat hingga kini. Namun setelah merdeka, pembangunan dam terbengkalai. Dam yang tak selesai itu menginspirasikan warga setempat untuk menamainya menjadi Dam Tak Sudah dan kata "Den" di depan kata "Dam" hanyalah merupakan "kerancuan" yang sengaja ditimbulkan untuk menggelitik rasa ingin tahu.
Danau seluas 37,50 hektare itu memiliki keunikan yang tidak dimiliki danau lainnya. Di bawah Danau Dendam Tak Sudah, konon terdapat gunung berapi.
Danau ini juga memiliki berbagai flora unik, yakni anggrek Pensil (vanda hookeriana), yang diyakini hanya tumbuh di kawasan ini. Flora unik yang lain adalah anggrek matahari, bakung, nipah, pulai, ambacang rawa, terentang, plawi, brosong, gelam, pakis dan sikeduduk.
Panorama di kawasan danau juga sangat indah. Sejauh mata memadang, pengunjung akan dimanja lanskap Bukit Barisan yang membiru dan terlihat sayup-sayup di kejauhan.
Di seputar danau kini menjadi kawasan cagar alam karena menjadi plasma nuftah bagi anggrek pensil. Juga ditemukan berbagai fauna seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang, babi hutan, ular Phyton, siamang, siput dan berbagai jenis ikan termasuk ikan langka seperti Kebakung dan Palau.
Kalau dilihat danaunya saja, mungkin tempat ini masih kalah dibanding Danau Toba atau Danau Singkarak, tapi bila dilihat potensi flora dan fauna di seputar kawasan danau, rasanya tidak ada yang menyamai. Untuk menemui berbagai flora dan fauna di seputar kawasan danau, pengunjung harus menjelajah kawasan Cagar Alam Dusun Besar seluas 577 Ha. Hanya saja akibat perambahan, tidak seluruh flora dan fauna bisa ditemukan dalam sekali jelajah. Berdasarkan hasil foto satelit citra Landsat tahun 1998, kawasan yang masih berhutan tinggal 52 hektare.
Perambahan cagar alam telah mencapai 70% dari luas kawasan, terutama di sepanjang kiri jalan air Sebakul-Desa Nakau. Perambahan ini telah mengancam kondisi fisik kawasan serta sejumlah flora dan fauna yang kini mulai sulit ditemui.
Beruntung, anggrek pensil yang merupakan flora unggulan Danau Dendam Tak Sudah, hingga kini masih bisa dinikmati pengunjung. Anggrek dengan bunga putih dipadu warna ungu dan bintik-bintik hitam, selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan yang datang ke danau itu.
Lutung dan kera ekor panjang pun terkadang masih bisa terlihat bergelantungan di pohon-pohon. Namun fauna lain, kini mulai jarang ditemui.
Kini danau tersebut juga berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area). Kawasan ini merupakan penyuplai sebagian besar air untuk petani di kota Bengkulu serta penyimpan cadangan air tanah.
Cagar Alam Dusun Besar tempat danau ini berada memiliki topografi wilayah antara nol sampai delapan 8%. Ketinggian kawasan ini dari permukaan laut kurang lebih 15 meter. Bentukan lahan dari batuan yang menyusun kawasan terdiri dari batuan neogin (Pliosin dan Miosin).
Di kawasan danau, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan alam berupa permukaan danau yang terlihat kemerahan ditimpa sang surya menjelang beranjak keperaduannya. Atraksi matahari terbit disertai udara pagi yang bersih serta semburat warna merah di permukaan danau menjelang malam sangat ideal bila diabadikan dari lensa kamera.
Keasrian danau serta lingkungan cagar alam yang luas merupakan potensi bagi wisatawan minat khusus untuk melakukan pendidikan dan penelitian. Di lokasi ini, pengunjung juga bisa berperahu dan menggunakan rakit ke seluruh penjuru danau, dan memancing.
Beberapa warga di seputar danau menyediakan pondok-pondok yang menawarkan berbagai jenis makanan seperti jagung bakar dan kelapa muda. Beberapa makanan khas Bengkulu seperti perut punai, lempuk dan kue tat juga bisa dibeli di sekitar lokasi.
READ MORE - Danau Dendam Tak Sudah, Surga Flora dan Fauna

Gubernur Bengkulu

 Kabupaten/Kota Ibu kota

1 Kabupaten Bengkulu Selatan Kota Manna
2 Kabupaten Bengkulu Tengah Karang Tinggi
3 Kabupaten Bengkulu Utara Arga Makmur
4 Kabupaten Benteng Benteng
5 Kabupaten Kaur Bintuhan - Kaur Selatan
6 Kabupaten Kepahiang Kepahiang
7 Kabupaten Lebong Muara Aman
8 Kabupaten Mukomuko Mukomuko
9 Kabupaten Rejang Lebong Curup
10 Kabupaten Seluma Tais
11 Kota Bengkulu -

[sunting]
Daftar gubernurNo. Foto Nama Dari Sampai Keterangan
1. Ali Amin 1968 1974
2. Abdul Chalik 1974 1979
3. Suprapto 1979 1989
4. H. A. Razie Yahya 1989 1994
5. Adjis Ahmad 1994 1999
6. Hasan Zein 1999 29 November 2005
7. Agusrin Maryono Najamuddin 29 November 2005 sekarang
READ MORE - Gubernur Bengkulu

Asal usul Nama

Nama "Bencoolen" diperkirakan diambil dari sebuah nama bukit di Cullen, Skotlandia, Bin of Cullen (atau variasinya, Ben Cullen). Dikarenakan Bengkulu termasuk salah satu bangsa Melayu, penamaan ini menjadi kurang berdasar karena bukanlah tabiat bangsa Melayu untuk menamakan daerahnya dengan nama daerah yang tidak dikenal[rujukan?], apalagi asal nama itu dari Skotlandia yang jauh disana.

Sumber tradisional menyebutkan bahwa Bengkulu atau Bangkahulu berasal dari kata 'Bangkai' dan 'Hulu' yang maksudnya 'bangkai di hulu'. Konon menurut cerita, dulu pernah terjadi perang antara kerajaan-kerajaan kecil yang ada di Bengkulu. dan dari pertempuran itu banyak menimbulkan korban dari kedua belak pihak di hulu sungai Bengkulu. Korban-korban perang inilah yang menjadi bangkai tak terkuburkan di hulu sungai tersebut maka tersohorlah sebutan Bangkaihulu yang lama-kelamaan berubah pengucapan menjadi Bangkahulu atau Bengkulu. Penamaan seperti ini mirip dengan kisah perang antara pasukan Majapahit dengan pasukan Pagaruyung di Padang Sibusuk, daerah sekitar bekas wilayah kerajaan Dharmasraya, yang juga mengisahkan bahwa penamaan Padang Sibusuk itu dari korban-korban perang yang membusuk di medan perang.
READ MORE - Asal usul Nama

Sejarah Bengkulu

Di wilayah Bengkulu sekarang pernah berdiri kerajaan-kerajaan yang berdasarkan etnis seperti Kerajaan Sungai Serut, Kerajaan Selebar, Kerajaan Pat Petulai, Kerajaan Balai Buntar, Kerajaan Sungai Lemau, Kerajaan Sekiris, Kerajaan Gedung Agung, dan Kerajaan Marau Riang. Di bawah Kesultanan Banten, mereka menjadi vazal.

Sebagian wilayah Bengkulu, juga pernah berada dibawah kekuasaan Kerajaan Inderapura semenjak abad ke-17.

British East India Company (EIC) sejak 1685 mendirikan pusat perdagangan lada Bencoolen dan kemudian gudang penyimpanan di tempat yang sekarang menjadi Kota Bengkulu. Saat itu, ekspedisi EIC dipimpin oleh Ralph Ord dan William Cowley untuk mencari pengganti pusat perdagangan lada setelah Pelabuhan Banten jatuh ke tangan VOC, dan EIC dilarang berdagang di sana. Traktat dengan Kerajaan Selebar pada tanggal 12 Juli 1685 mengizinkan Inggris untuk mendirikan benteng dan berbagai gedung perdagangan. Benteng York didirikan tahun 1685 di sekitar muara Sungai Serut.

Sejak 1713, dibangun benteng Marlborough (selesai 1719) yang hingga sekarang masih tegak berdiri. Namun demikian, perusahaan ini lama kelamaan menyadari tempat itu tidak menguntungkan karena tidak bisa menghasilkan lada dalam jumlah mencukupi.

Sejak dilaksanakannya Perjanjian London pada tahun 1824, Bengkulu diserahkan ke Belanda, dengan imbalan Malaka sekaligus penegasan atas kepemilikan Tumasik/Singapura dan Pulau Belitung). Sejak perjanjian itu Bengkulu menjadi bagian dari Hindia Belanda.

Penemuan deposit emas di daerah Rejang Lebong pada paruh kedua abad ke-19 menjadikan tempat itu sebagai pusat penambangan emas hingga abad ke-20. Saat ini, kegiatan penambangan komersial telah dihentikan semenjak habisnya deposit.

Pada tahun 1930-an, Bengkulu menjadi tempat pembuangan sejumlah aktivis pendukung kemerdekaan, termasuk Sukarno. Di masa inilah Sukarno berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi isterinya.

Setelah kemerdekaan Indonesia, Bengkulu menjadi keresidenan dalam provinsi Sumatera Selatan. Baru sejak tanggal 18 November 1968 ditingkatkan statusnya menjadi provinsi ke-26 (termuda sebelum Timor Timur).
READ MORE - Sejarah Bengkulu

Wisata Alam & Budaya

WISATA ALAM


1. Pantai Panjang

Lokasi pantai Panjang sekitar 3 km dari kota Bengkulu. Sekitar 7 km panjang pantai dengan 500m lebar dari jalan raya. Banyak transportasi umum yang menuju ataupun pergi dari pantai Panjang. Pohon Cemara yang rindang menghiasi sepanjang pantai. Hotel dan restoran juga banyak terdapat disana. Pantai ini juga memiliki fasilitas area parkir, kolam renang, cottage, dan lainnya yang mendukung wisata disana.

2. Pantai Pasir Putih

Pantai ini terletak dekat pelabuhan samudra Pulau Baii. Jarak sekitar 19 km dari pusat koa Bengkulu. Kondisi jalan menuju kesana sangat baik. Tempat ini dapat dicapai dengan kendaraan roda empat jenis apapun. Kondisi pantai sangat bersih dengan pasir pantainya yang putih dan pohon cemara yang tumbuh disekitarnya.

3. Pulau Tikus

Pulau ini terdiri dari satu pulau induk dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya yang mengitari dan dengan karang-karang yang indah. Pulau tikus sangat cocok untuk wisata laut. Pulau ini dapat dicapai sekitar 1 jam dari kota Bengkulu dengan menggunakan kapal boat.

4. Danau Dendam Tak Sudah

Danau ini dikelilingi oleh perbukitan kecil, dengan bukit barisan sebagai latar belakangnya. Jaraknya sekitar 8 km dari pusat kota Bengkulu. Anggrek air Vanda Hookeriana tumbuh sepanjang danau. Ketika musim bunga anggrek tersebut membuat danau menjadi indah dan lebih sejuk.

5. Tapak Padri dan Pantai Jakat

Terletak sangat dekat dengan benteng marlborough dengan pemandangan laut yang indah. Tapak Padri dataran yang cukup tinggi sehingga kita dapat melihat matahari terbenam. Masyarakat sering berkunjung ketempat ini pada sorehari untuk melihat sunset.

6. Taman Hutan Hujan Tropis (Tahura)

Lokasinya sekitar 16 km dari pusat kota Bengkulu yang dapat dicapai oleh berbagai jenis kendaraan roda empat. Tempat ini biasanya digunakan sebagai tempat untuk area observasi dan temopat kemah dengan keadaan alam yang indah.


OBYEK WISATA KEBUDAYAAN BENGKULU


1. Benteng Marlborough

Benteng Marlborough dibangun oleh perusahaan india timur dibawah kepemimpinan gubernur Joseph Callet. The fort constitutes the strong fort Benteng Marlborough berdiri mengahadap selatan, dan memiliki luas 44,100 meter persegi. Benteng ini mempunyai bentuk bangunan abad 18, menyerupai kura-kura. Pintu utamanya dikelilingi parit yang luas dan dapat dilalui oleh jembatan. Menurut masyarakat sekiotar di benteng itu juga terdapat pintu keluar bawah tanah yang dulu digunakan pada waktu perang.

2. Rumah Pengasingan Bung Karno

Pada jaman koloni Belanda(1939-1942), Soekarno (Yang kemudian menjadi Presiden RI yang pertama) pernah diasingkan di Bengkulu. Selama dalam pengasingan Soekarno tinggal di rumah yang beralamat di Anggut Atas dan sekarang dikenal dengan jalan Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan, sepeda, perpustakaan buku-buku, dan yang lainnya yang pernah dimiliki oleh soekarno disimpan didalam rumah ini. Selama tinggal di Bengkulu, Soekarno mendesain masjid, yang sekarang dikenal dengan Masjid Jamik (Jamik Mosque).

3. Parr and Hamilton Monuments

Parr Monuments terletak di depan Pasar Barukoto diseberang benteng Marlborough, sedangkan Hamilton Monuments terletak di Jalan Soekarno-Hatta. Monument ini dibangun oleh Inggris untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.

4. Museum Propinsi Bengkulu

Museum Bengkulu terletak di bagian selatan dari jalan utama kota Bengkulu, yaitu di jalan Pembangunan. Disini kita dapat melihat berbagai macam benda benda bersejarah. dan juga baju batik buatan Bengkulu yang dinamakan kain Besurek.

5. Rejang Lebong

Air Panas dan Air Terjun Suban. Terletak 6 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal. dan terdapat air panas serta dua air terjun. oleh pemerintah dibangun berbagai macam fasilitas umum untuk menunjang pariwisata di sana.

6. Danau Pematang

Terletak 16 km dari Curup dan dapat dicapai dengan mudah dengan transportasi umum. Danau ini dikelilingi oleh perbukitan. Bukit Kabal Terletak 19 km dari Curup dengan jalan aspal yang menghubungkannya. Dengan tinggi sekitar 1,936 m diatas permukaan laut dengan keindahan alam yang menakjubkan.

7. Danau Tes

Terletak 51 km dari Curup di Kecamatan Lebong Selatan, Danau ini adalah danu terbesar di propinsi Bengkulu dengan jarak 3 km. dan digunakan juga sebagai pembangkit listrik tenaga air. Tempat ini juga biasanya sebagai tempat peristirahatan bagi turis untuk melihat panorama yang indah dan matahari terbenam.

8. Kolam Renang Tabarena

Terletak 4 km dari Curup yang dihubungkan oleh jalan aspal. Tabarena adalah kolam renang alam yang berada di sungai dengan airnya yang bersih dan dingin.

9. Air Terjun Kepala Curup

Terletak 29 km dari Curup dengan tinggi 100m. Dengan airnya yang segar dan sering dikunjungi oleh wisatawan.

10. Sungai Air Putih

Terletak di Tambang Sawah, sekitar 15 km dari Muara Aman atau 80 km dari Curup. Sungainya terdiri dari air panas dan air dingin.

11. Makam Sentot Alibasyah Terletak di Desa Bajak, Kecamatan Teluk Segara, Bengkulu.Sentot Alibasyah merupakan salah satu Panglima P.Dipenegoro yang dikirim ke Bonjol waktu perang Padri


OBYEK WISATA SPESIAL DI BENGKULU


1. Bunga Raflessia Arnoldy

Semasa Pemerintahan Inggris, Bunga ini ditemukan pertamakali oleh Sir Thomas Raffles dan Dr. Arnoldy di Dusun Lubuk Tapi pada tahun 1818. Bunga ini adalah bunga terbesar di dunia dengan diameter 100 cm. Bunga ini membutuhkan 6 sampai 8 bulan untuk tumbuh dan 15 hari setelah itu untuk berbunga. Keunikan dari bunga ini adalah tidak adanya akar, daun dan batang.Tumbuhan ini termasuk parasit kerena tidak adanya Klorofil dan haustoria. Bunga ini dapat ditemukan di : Taba Penanjung I dan III, 40 km dari kota Bengkulu. Pagar Gunung village I, II, dan III in Sub-bagian Kepahiyang. Talang Ulu, Curup, Rejang Lebong. Air panas Suban, Curup, Rejang Lebong. Taba Rena, Curup, Rejang Lebong. Dusun Lubuk Tapi, Bengkulu Selatan. Desa Talang Tais, Padang Guci, Bengkulu Selatan.

2. Bunga Kibut (Amorphopalus Titanuum)

Bunga ini sangat menarik dan cantik. Tidak memiliki batang dengan tetapi memiliki bunga yang tinggi sekitar 3 m dan kuat. Bunga ini tumbuh di sekitar Rejang Lebong mengelilingi Kepahyang, Bengkulu Utara, and Bengkulu Selatan.

3. Anggrek air Vanda Hookeriana

Berdasarkan ahli tanaman yang datang ke Bengkulu, anggrek air inihjanya terdapat di Danau Dendam Tak Sudah yang terletak sekitar 5 km dari kota Bengkulu. Beberapa macam anggrek liar dan alami lainnya dapat pula ditemukan di propinsi Bengkulu.

4. Berbagai macam kekayaan hutan yang dapat ditemukan di Bengkulu seperti Kayu Medang, Meranti, Rattan, Damar. Tanaman lainnya yang dibudidayakan oleh masyarakat adalah Minyak sawit, getah karet, kopi, durians, jeruk, sayuran ,dan lainnya.

5. Fauna : Beberapa macam hewan seperti macan, kijang, gajah, monyet, rangkong adalah hewan yang menempati hutan di propinsi Bengkulu.

6. Upacara Tabot

Tabot adalah upacara tradisional tentang kepahlawanan Hasan dan Husen, Mereka Mati dalam peperangan melawan orang-orang Yazid. Perayaan pertama kali dilaksanakan oleh Syeh Burhanuddin yang dikenal sebagai Imam Senggolo pada tahun 1685. Syeh Burhanuddin (Imam Senggolo) Menikah dengan wanita Bengkulu kemudian anak mereka, cucu mereka dan keturunan mereka disebut sebagai keluarga Tabot. upacara ini dilaksanakan dari 1 sampai 10 muharram (berdasar kalendar islam)setiap tahun.

7. Upacara Lainnya yang mengiringi Tabot

Upacara Mengambil Tanah, dilakukan dari 1 sampai 4 Muharram. Duduk Penjah, 5 Muharram. Menjara, 5 sampai 6 of Muharram. Anak Jari-Jari dan Sorban, 7 sampai 8 Muharram. Arak Gedang, 9 Muharram. Pembuangan Tabot, 10 Muharram.

8. Taman Laut

Taman ini terletak sekitar pulau Enggano.

9. Taman Nasional

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Terletak di Kecamatan Seblat sekitar 100 km dari kota Bengkulu. Taman Nasional lainnya terletak di Selatan Kaur, 80 km dari Manna. Taman ini merupakan bagian dari Taman Nasional Sumatera Selatan(TNSS I). Berbagai m,acam hewan dapat dijumpai di sana.

10. Taman Berburu

Gunung Nanu'ua, hutan yang masih alami yang terletak di pulau Enggano.Hewan yang dapat diburu adalah : banteng liar, bore (babi liar), kijang, monyet, dan beberapa lainnya. Semidang Bukit Kaba, terletak di Taba Penanjung dengan luas area 15,300 ha.

11. Elephant Training Center (ETC) di Seblat

Terletak di sebelah sungai Seblat, Putri Hijau, Bengkulu utara. Tempat latihan ini adalah salah satu dari tempat latihan yang ada di Indonesia(Way Kambas ETC, Lampung; Lhokseumawe ETC, Aceh; Sebangau ETC, Riau; Sebokor ETC, Sumatera Selatan). Untuk mencapai kesini dapat menggunakan kendaraan roda empat. terletak 132 km dari Bengkulu atau sekitar 3 jam perjalanan. Kita dapat melalui : Simpang Air Muring ke Desa Suka Maju, kemudian berjalan kaki sekitar 5 km. Dan Simpang Desa, Kota Bani, Suka Merindu, dan Suka Baru. Sayang sekali, jalur ini tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda empat.
READ MORE - Wisata Alam & Budaya

Profil Provinsi Bengkulu

1. Letak Geografis

Provinsi Bengkulu semula merupakan suatu karisidenan dalam wilayah Provinsi Sumatera Selatan, sejak tanggal 18 November 1968 diresmikan menjadi Provinsi Daerah Tingkat I Bengkulu dan merupakan Provinsi ke-26 di Republik Indonesia. Termasuk pula dalam wilayah Provinsi Bengkulu yaitu Pulau Enggano, Pulau Tikus dan Pulau Mega.

Secara geografis Provinsi Bengkulu terletak pada 101' 01" dan 103' 41" Bujur Timur serta 20' 16" dan 3' 31" Lintang Selatan dengan ketinggian dari permukaan laut 0-20 m (Bengkulu) sampai dengan 627-733 (Curup). Provinsi ini terletak di Pantai Barat Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, di antara Bukit Barisan di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di sebelah Barat dengan luas wilayah lebih kurang 21.089,38 km2 atau 2.108.938 ha dengan batas-batas sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Selatan, sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Provinsi Lampung dan sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia.

Dari luas wilayah tersebut, diatas 63,1% merupakan lahan budidaya dan 36,9% merupakan lahan non-budidaya yang tetap dilestarikan sebagai kawasan lindung untuk konservasi yang tidak boleh diganggu dan diambil manfaatnya.

2. Kependudukan

Penduduk Provinsi Bengkulu pada tahun 2004 berjumlah 1.695.050 jiwa dengan rincian penduduk sebagai berikut :
No.
Kabupaten/Kota
Jumlah Penduduk

(Jiwa)
Luas Wilayah

(Km2)
Kepadatan

(Jiwa/ Km2)

1
Kab. Muko Muko
132.834
4.036,70
32,91

2
Kab. Bengkulu Utara
345.135
5.548,54
62,20

3
Kab. Lebong
95.546
1.929,24
93,36

4
Kab. Rejang Lebong
241.093
1.475,99
99,56

5
Kab. Kepahiang
127.370
704,57
191,59

6
Kab. Seluma
160.060
2.400,44
66,69

7
Kab. Bengkulu Selatan
137.519
1.179,65
115,96

8
Kab. Kaur
111.222
2.369,05
47,07

9
Kota Bengkulu
344.271
144,54
2.382,17


Provinsi Bengkulu
1.695.050
19.788,70
85,66


3. Pemerintahan

Provinsi Bengkulu terdiri dari 9 (sembilan) Daerah Tingkat II, yaitu :
1. Kabupaten Muko-Muko
2. Kabupaten Bengkulu Utara
3. Kabupaten Lebong
4. Kabupaten Rejang Lebong
5. Kabupaten Kepahiang
6. Kabupaten Seluma
7. Kabupaten Bengkulu Selatan
8. Kabupaten Kaur
9. Kota Bengkulu
READ MORE - Profil Provinsi Bengkulu

Profil Provinsi Bengkulu

Diwilayah Provinsi Bengkulu terdapat berbagai objek wisata yang terdiri objek wisata alam, sejarah dan budaya. Berikut ini beberapa objek wisata yang terdapat di wilayah Provinsi Bengkulu.

1. Museum Bengkulu

Di museum ini terdapat mesin cetak Drukkey Populair merek “Golden Press” buatan USA tahun 1930 yang pernah digunakan sebagai mesin pencetak “uang merah”, sejenis Oeang Republik Indonesia (ORI) yang berfungsi sebagai alat tukar yang sah untuk wilayah keresidenan Bengkulu.

2. Air Panas Suban

Objek wisata ini merupakan wisata alam terletak di kota Curup ibukota Kabupaten Rejang Lebong. Di lokasi ini terdapat pemandian air panas oleh Pemerintah Daerah setempat dan terdapat air terjun dengan ketinggian 75 meter berhawa sejuk dengan panorama alam yang indah. Di Air Panas Suban terdapat “Batu Menangis” yang menurut legenda merupakan inkarnasi dari seorang putri yang ditinggal oleh kekasihnya. Lokasi berada sekitar 90 km ke arah Timur Laut dari Bengkulu atau sekitar 2 jam perjalanan.

3. Pantai Panjang Gading Cempaka

Pantai ini membentang sepanjang 7 km dengan pasirnya yang bersih. Disepanjang pantai terdapat banyak pohon cemara dan beberapa rumah makan, side cottage dan kolam renang. Letak pantai sekitar 3 km dari pusat kota.





4. Bunga Rafflesia Arnoldi

Bunga ini pertama kali ditemukan di Bengkulu pada masa pendudukan Inggris oleh Sir Thomas Stanford Raffles dan Dr. Arnold di dusun Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan pada tahun 1818. Diamater bunga mencapai 100 cm sehingga merupakan jenis bunga terbesar di dunia. Masa kuncup bunga ini berkisar antara 6 sampai 8 bulan, sedangkan masa berkembangnya dengan mekar segar kurang lebih 15 hari. Keunikan bunga ini selain besar dan warnanya yang menarik adalah tidak berakar, tidak berdaun dan tidak berbatang.

Lokasi bunga ini tersebar di seluruh daerah Bengkulu di lereng bukit Barisan, tetapi yang sudah dikonservasikan oleh Direktorat perlindungan Alam Bengkulu, yaitu di :
Lokasi Pagar Gunung I, II, III di daerah Kepahiang, Kab. Rejang Lebong (sekitar 55 km dari Bengkulu)
Hutan Lindung Taba Penanjung I dan II, Kabupaten Bengkulu Utara (sekitar 30 km dari Bengkulu)
Desa Lubuk Tapi, 15 km dari kota Manna Kab. Bengkulu Selatan.

5. Bukit Kaba

Lokasi bukit Kaba terletak sekitar 19 km dari kota Curup dengan ketinggian 1.937 meter dari permukaan laut. Di kawasan ini terdapat 2 buah kawah belerang yang cukup besar dengan 12 kepundannya yang masih aktif. Kawasan ini telah banyak dikunjungi oleh wisatawan nusantara untuk menyaksikan kawah belerang Bukit Kaba yang menakjubkan.



6. Benteng Marlborough

Benteng Marlborough merupakan benteng peninggalan Inggris, didirikan oleh East Indian Company pada tahun 1713-1719 dibawah pimpinan Gubernur Joseph Callet merupakan benteng terkuat Inggris di daerah Timur setelah Benteng George di Madras. Benteng ini didirikan di atas bukit buatan, menghadap arah kota Bengkulu dan memunggungi Samudera Hindia. Bila berdiri di salah satu sisi benteng, kita akan dapat menyaksikan panorama Pantai Padri yang indah dikala matahari terbenam. Tidak jauh dari lokasi benteng terdapat monumen Thomas Parr yang dibangun pemerintah Inggris untuk mengenang residen Thomas Parr yang meninggal di Bengkulu.

7. Museum Rumah Kediaman Bung Karno

Bung Karno, proklamator kemerdekaan dan presiden pertama Republik Indonesia, sebelum kemerdekaan pernah diasingkan di Bengkulu. Rumah kediaman selama dalam pengasingan terletak di Jalan Soekarno Hatta dan barang-barang peninggalan beliau tersimpan di dalamnya. Saat ini rumah tersebut telah dijadikan museum oleh pihak Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

8. Masjid Jamik

Masjid Jamik yang berbentuk unik terletak di pusat kota Bengkulu merupakan karya Bung Karno sewaktu diasingkan di Bengkulu.




9. Makam Sentot Alibasha

Sentot Alibasha, panglima pada masa perjuangan Pangeran Diponegoro pernah diasingkan di Bengkulu sampai akhir hayatnya oleh pemerintah Hindia Belanda dan dimakamkan di Kota Bengkulu.

10. Perayaan Massal Tabot

Upacara ini dilaksanakan sekali setahun di Kota Bengkulu dari tanggal 1 s/d 10 Muharam. Selama 10 hari tersebut dilaksanakan berbagai upacara dan tari-tarian adat yang bersifat tradisional dan berakar dari kehidupan agama. Pelaksanaan perayaan ini cukup meriah sehingga merupakan salah satu hiburan yang menarik di Provinsi Bengkulu dan sekitarnya.




11. Suaka Margasatwa dan Taman Perburuan

- Bukit Gedang Seblat
Kawasan seluas 48.750 Km2 merupakan bagian dari Taman Nasional Seblat yang telah ditetapkan Pemerintah yang terletak di Kabupaten Bengkulu Utara sekitar 110 Km dari kota Bengkulu.
Satwa yang banyak terdapat dan dilindungi oleh undang-undang meliputi gajah, harimau, rusa, menjangan, buaya, kera dan berbagai jenis burung serta binatang melata lainnya.

- Gunung Nunua
Terletak di Pulau Enggano, kawasan seluas 10.000 ha yang diarahkan sebagai Taman Perburuan (babi dan kerbau liar).

- Semindang Bukit Kabu
Terletak di Kabupaten Bengkulu Utara, merupakan taman seluas 15.300 ha untuk berburu binatang babi, rusa, menjangan dan kera.

12. Sentra Makanan dan Souvenir Khas Bengkulu

Berlokasi di jalan Soekarno-Hatta (Anggut Atas). Sepanjang jalan ini dapat ditemui toko-toko yang menjajakan makanan dan souvenir khas Bengkulu seperti lempok durian, kue perut punai, emping dan lainnya.

13. Simpang Lima – Soeprapto

Merupakan kawasan pertokoan yang terbentang di sepanjang Jalan Soeprapto. Kawasan ini terdapat toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari, dari makanan sampai pakaian.
READ MORE - Profil Provinsi Bengkulu

Enggano


Pulau Enggano adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di samudra Hindia dan berbatasan dengan negara India. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu, dan merupakan satu kecamatan. Pulau ini berada di sebelah barat daya dari kota Bengkulu dengan koordinat 5° 31′ 13″ LS, 102° 16′ 0″ BT.

Laporan pertama mengenai pulau ini berdasarkan catatan Cornelis de Houtman yang mengunjungi pulau ini tanggal 5 Juni 1596. Tidak diketahui dari mana de Houtman mengetahui nama pulau ini, yang dalam bahasa Portugis, engano, berarti “kecewa”.

Penduduk asli Pulau Enggano adalah suku Enggano, yang terbagi menjadi lima puak asli (penduduk setempat menyebutnya suku). Semuanya berbahasa sama, bahasa Enggano. Suku atau Puak Kauno yang mulai menempati tempat ini pada zaman Belanda (sekitar tahun 1934).

PROFIL PULAU ENGGANO
Secara administratif Pulau Enggano (Kecamatan Enggano) masuk dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara dengan letak Geografis 102,05 – 102,25 Bujur Timur dan 5,17 – 5,31 Lintang Selatan. Luas pulau Enggano sekitar 40.000 ha, yang terdiri dari 6 desa yaitu; desa Banjarsari, Meok, Apoho, Malakoni, Kaana dan desa Kahyapu dengan pusat pemerintahan di desa Apoho. Dari luasan yang ada; 3.724,75 ha, merupakan hutan desa, 24.184 hutan ulayat, hutan nibung 719 ha, hutan waru 465,25 ha, rawa 1.967,75 ha, sawah 301,75 ha, perkebunan 2.614,50 ha, perkampungan 123,25 ha, hutan bakau 1.710,50 ha, hutan keramat 394,74 ha. Untuk lahan yang masih bermasalah atau belum jelas statusnya seperti areal eks PT. EDP dan Lapangan Terbang seluas 2.400 ha, lapangan terbang 202,25 ha. Dari luasan yang ada, Enggano hanya didiami oleh 1.927 jiwa yang terbagi kedalam 6 suku dan 6 desa yang ada dengan kepadatan sekitar 4,8 jiwa per km2 (Bengkulu Utara dalam angka, 2000).

Dari segi geografis sebenarnya Pulau Enggano lebih dekat ke Bengkulu Selatan dibandingkan dengan Kota Bengkulu dan Kabupaten Bengkulu Utara. Jarak dari Kota Bengkulu  156 km (92 mil laut), jarak dari Ibukota Bengkulu Selatan (Manna)  96 km (60 mil laut) dan jarak ke Ibukota Kabupaten Bengkulu Utara 92 mil laut ditambah perjalanan darat dari Kota Bengkulu Ke Arga Makmur sepanjang 76 km.

Pulau Enggano merupakan salah satu pulau kecil di Pantai Barat Sumatera yang mempunyai panjang sekitar 45 km dan lebar 17 km (Dephut, 1998). Kondisi ekosistim pulau Enggano masih terbilang bagus kalau dibandingkan dengan pulau-pulau kecil lainnya disisi pantai barat Sumatera. Ekosistim Pulau Enggano Unik, dengan ekosistem yang unik ini maka P. Enggano lebih rapuh jika dibandingkan dengan ekosistem daratan. Gangguan sedikit saja pada salah satu unsur ekosistim yang ada akan berakibat terganggunya keseluruhan ekosistem pulau tersebut (Dirjen Pengusahaan Hutan, juli 1995).
Alat transportasi umum yang digunakan sampai saat ini adalah transportasi laut 2 kali dalam seminggu, berupa kapal perintis yang merapat di Dermaga Malakoni , dan KMP Raja Enggano yang merapat di Dermaga Kahyapu , atau dapat juga menggunakan kapal nelayan (bobot 16 ton) bila transportasi umum mengalami gangguan (rusak atau perubahan trayek). Transportasi antar desa di Enggano lebih banyak memanfaatkan transportasi laut, karena fasilitas transportasi darat belum mendukung. Sarana jalan yang ada memanjang dari desa Banjarsari ke Desa Malakoni sepanjang 17 km berupa jalan pengerasan (campur batu karang) yang dibuat tahun 2002 dan desa Malakoni ke desa Kahyapu sepanjang 16 km masih berupa jalan tanah yang pada musim hujan sangat sulit dilewati.
Habitat yang penting adalah seperti hutan mangrove dan terumbu karang yang masih cukup baik kondisinya. Daratan pulau ditutupi sebagian besar oleh hutan dan dialiri oleh 5 sungai besar. Pulau Enggano merupakan salah satu kawasan Important Bird Area (IBA) dan juga termasuk dalam Endemic Bird Area atau EBA karena di pulau ini juga ditemukan dua jenis burung endemik yaitu Otus engganensis (burung hantu) dan Zoosterps salvadori (burung kacamata). Ditemukan tidak kurang dari 45 jenis burung dan banyak jenis lainnya belum teridentifikasi (belum ada pengamatan menyeluruh). Belum terdapat data yang memadai mengenai jumlah dan jenis flora dan fauna yang ada di Enggano.
Pulau Enggano juga banyak menyimpan potensi hasil hutan kayu dan non kayu seperti melinjo, rotan, manau, tanaman obat-obatan, dan hasil laut. Beberapa potensi ini belum dijadikan pilihan alternatif bagi masyarakat karena berbagai kendala yang dihadapi.
READ MORE - Enggano

SEKILAS OBYEK WISATA

SEKILAS OBYEK WISATA
Pantai Panjang Putri Gading Cempaka
Merupakan pantai yang membentang sepanjang 7 km dengan potensi pasir putih dan di sepanjang pantai ditumbuhi oleh pohon cemara laut. Pantai ini terletak kurang lebih 2 km dari pusat kota. Berbagai aktivitas wisata atau rekreasi pantai yang dapat dilakukan antara lain seperti olah raga air dan pantai, panorama laut, sunset, rekreasi. Fasilitas umum antara lain : jogging track, hotel, restoran, cafe, kios cinderamata, pub, diskotik.

Tapak Padri
Merupakan salah satu bagian dari kawasan obyek wisata Benteng Marlborough. Kawasan ini terdiri dari pantai dan taman dengan luas sekitar 32,50 Ha. Obyek yang menarik adalah pemandangan laut lepas, khususnya di saat menjelang terbenamnya matahari (sunset), sedangkan ke sebelah utara, wisatawan dapat memandang gugusan pegunungan Bukit Barisan yang menambah indahnya panorama alam. Tapak Padri terletak di pusat kota.

Pantai Jakat
Merupakan pantai dengan kelandaian 0 – 1,5 meter saat pasang surut dan naik. Terletak 1 km dari pusat kota. Di pantai ini terdapat aktivitas nelayan tradisional yang berdomisili di sekitar kawasan pantai. Atraksi wisata yang tersedia berupa kegiatan penangkapan ikan di laut. Pantai ini biasanya selalu ramai dikunjungi masyarakat setiap minggu sore.

Danau Dendam Tak Sudah
Danau ini terletak 6 km dari pusat kota, memiliki luas 37,50 Ha, dengan daya tarik yang langka yaitu adanya tumbuhan Anggrek Air (Vanda hooke riana) yang tidak terdapat di daerah lain.
Atraksi alam berupa pemandangan alam sekitar yang berbukit serta fasilitas wisata seperti sarana pemancingan dan tempat duduk santai di pinggir danau.

Taman Laut Pulau Tikus
Pulau tikus terletak di sebelah barat Kota Bengkulu dengan jarak sekitar 10 KM dari pusat kota. Pulau Tikus dikelilingi karang dan kaya dengan sumber daya hayati yang sudah ditetapkan sebagai hutan wisata dengan SK Menhut No. 602/Kpts-II/1991.
Potensi fauna yang ada berupa ekosistem karang dan biota laut. Kondisi laut berpasir putih pada malam hari menjadi habitat penyu sisik dan penyu hijau yang naik ke darat untuk bertelur. Di kawasan lautnya terdapat lokasi-lokasi aman untuk kegiatan penyelaman dasar laut, dengan airnya yang jernih serta batu karangnya yang indah merupakan pilihan tempat wisata bahari yang menarik.

Benteng Marlborough
Merupakan peninggalan sejarah kolonial Inggris terbesar di kawasan asia. Benteng Marlborough berdiri dengan megahnya dan menghadap ke arah selatan, meliputi area 31,5 Ha. Salah satu daya tarik benteng ini mempunyai tipikal abad 18 yang berbentuk kura-kura. Lokasi benteng dipusat kota berbatasan dengan Perkampungan China, yang juga kawasan obyek wisata. Benteng ini dibangun tahun 1714 – 1719 di bawah pimpinan Gubernur Joseph Collet. Di salah satu kamar benteng ini pernah dihuni Presiden RI pertama Ir. Soekarno ketika menjalani hukuman buangan masa penjajahan Belanda. Setelah kemerdekaan Benteng Marlborough dipugar oleh pemerintah dan menjadi salah satu obyek wisata Kota Bengkulu.

Monumen Thomas Parr
Monumen ini dikenal rakyat Bengkulu dengan sebutan Kuburan Bulek (bulat) karena bentuk monumen tersebut yang berbentuk bulat.

Disinilah dikubur seorang penguasa Inggris Residen Thomas Parr. Ia seorang penguasa yang kejam. Sejak ia berkuasa tahun 1805, ia memaksa rakyat menanam komoditi yang laku di pasaran dunia. Sejauh 1 km dari kawasan ini juga terdapat komplek pemakaman warga eropa terutama Inggris. Taman pemakaman ini menjadi obyek wisata sejarah dan nostalgia terutama bagi warga negara Inggris yang berkunjung.

Rumah Bung Karno
Dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan, Bung Karno pernah diasingkan ke Bengkulu dari tahun 1938 sampai 1942. Rumah tempat pengasingan beliau tersebut terletak di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Anggut Atas. Rumah kediaman Bung Karno merupakan salah satu daya tarik wisata yang memiliki nilai historis di Bengkulu. Peninggalan Bung Karno berupa buku-buku, sepeda, tempat tidur serta foto-foto semasa perjuangannya menjadi obyek wisata sejarah. Tidak jauh dari kediaman Bung Karno terdapat rumah kediaman Fatmawati Ibu Negara yang mendampingi Bung Karno serta melahirkan Presiden Ke-5 Republik Indonesia; Megawati Soekarno Putri.

Tabot
Perayaan Tabot merupakan kesenian khas masyarakat Bengkulu dan masih tetap hidup dan berkembang. Perayaan Tabot ini merupakan peringatan atas gugurnya Husein cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala (Irak) ketika dicegat oleh 4000 pasukan Yazid bin Muawwiyah yang berhasrat menjadi khalifah. Tabot dibawa ke Bengkulu oleh bangsa India Menggala yang tergabung dalam tentara Inggris pada tahun 1685.

Dalam rangka acara perayaan Tabot, juga diadakan festival Dol, yakni musik khas Bengkulu yang berkaitan dengan acara Tabot. Perayaan Tabot sudah menjadi bagian kalender wisata nasional yag dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram setiap tahun, yang diawali dengan acara mengambil tanah, tabot menjara, arak jari-jari, arak sorban, tabot besanding dan pada tanggal 10 Muharram dilaksanakan tabot tebuang di Karbala, yang jaraknya 3,5 km dari pusat Kota Bengkulu.
READ MORE - SEKILAS OBYEK WISATA

Benteng Marlborough


Benteng Marlborough merupakan Obyek Wisata Seni Budaya yang berlokasi di Pusat Kota Bengkulu, Obyek wisata ini mudah dicapai, karena terletak di jantung kota, dekat dengan Pasar Baru Koto I dan berdampingan dengan Tapak Padri. Benteng ini banyak dikunjungi oleh wisatawan Nusantara maupun Mancanegara. Di dalam benteng ini dapat kita saksikan ruang dan kamar-kamar. Kamar tempat tahanan, tempat penyimpanan senjata , ruangan tempat perlindungan dari serangan musuh pada waktu itu. Pada jaman penjajahan, Bung Karno pernah ditahan di Benteng ini.

Benteng Marlborough dibangun Perusahaan India Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. Benteng ini mengahadap selatan dan memiliki luas 44.100 meter persegi. Bentuk benteng abad XVIII (1914) ini menyerupai kura-kura.

Pintu utama dikelilingi parit luas dan tersambung dengan jembatan ke gerbang dalam. Menurut masyarakat sekitar, benteng ini memiliki pintu keluar bawah tanah.

Fort Marlborough adalah peninggalan terbesar Inggris terbesar di Indonesia. Benteng Marlborough sesungguhnya bukan sekadar benteng pertahanan militer, karena ia dibangun demi kepentingan perdagangan; penjamin kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East India Company, serta pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda. Benteng berperan ganda: markas pertahanan militer sekaligus kantor pusat perdagangan dan pemerintahan Inggris.

Bengkulu merupakan ibu kota wilayah presidensi (kumpulan wilayah residen) Inggris di pesisir barat Sumatera. Wilayah itu dikendalikan dari Benteng Marlborough. Inggris sebelumnya juga membangun benteng serupa dengan fungsi dan peran lebih besar di Madras, India, yaitu Fort St George. Dari Madras inilah, East India Company mengembangkan pengaruh ke Asia Pasifik, termasuk Bengkulu.

Fort Marlborough dihuni oleh pegawai sipil dan tentara Inggris. Dalam catatan British Library, Oriental and India Office Collections tahun 1792 terdapat 90 pegawai sipil dan militer tinggal dan bekerja dalam Benteng Marlborough. Para petinggi atau perwira senior tinggal dalam lingkungan benteng bersama keluarga. Benteng ini menyerupai hunian dalam kota kecil dengan tembok tebal. Seperti layaknya kehidupan bermasyarakat, catatan-catatan menyangkut perkawinan, pembaptisan, dan kematian “penduduk” benteng ini pun masih dapat tersimpan.

Desain tata ruang Benteng Marlborough mencerminkan keragaman aktivitas masyarakat. Kompleks bangunan ini 44.100,5 meter persegi, tetapi total bangunan dalam benteng hanya sekitar 20 persen. Bagian benteng selebihnya bersungsi sebagai ruang terbuka. Bangunan fisik Benteng Marlborough sangat kokoh, antara lain terbukti ketika gempa bumi berkekuatan 7,3 skala Richter meluluhlantakkan ribuan bangunan gedung dan permukiman Bengkulu tahun 2000, benteng ini tak mengalami kerusakan berarti. Padahal, konstruksi benteng ini tidak menggunakan beton bertulang.

Desain dasar Benteng Marlborough berbentuk segi empat. Desain ini menyerupai kura-kura, ditandai dengan empat bagian bangunan menyudut seperti kaki, serta satu kelompok bangunan menyerupai bagian kepala kura-kura. Bagian atas bangunan ini tersambung melingkar menjadi pelataran penempatan meriam, sekaligus mempermudah mobilitas perpindahan meriam. Ciri lain benteng pertahanan ini adalah dua lapis dinding pertahanan, sehingga ketika dinding terdepan bisa ditembus lawan, pasukan bisa segera mundur dan melakukan pertahanan dari dinding kedua.

Pembangunan benteng tahap pertama selesai 1718 dengan gerbang utama benteng di sisi barat. Bagian bangunan menyerupai kepala kura-kura kemudian ditambahkan pada 1783. Dengan penambahan ini sistem pertahanan gerbang benteng menjadi berlapis. Kekokohan benteng tergambar dari ketebalan dinding bagian luar setinggi 8,65 meter dan ketebalan tiga meter. Sementara tebal dinding dalam sekitar 1,8 meter. Bahan bangunan antara lain batu karang, batu kali, dan bata dengan perekat campuran kapur, pasir, dan semen merah.
Untuk memasuki benteng dari gerbang utama, kita harus melewati dua jembatan yang menyeberangi parit-parit kering. Parit itu berkedalaman sekitar 1,8 meter dengan lebar 3,6 meter. Jembatan-jembatan kayu di atas parit kering itu aslinya tidak pernah permanen agar dapat diangkat dalam menghambat gerak musuh. Selepas gerbang pertama, kita akan menyusuri lorong pendek dengan langit-langit melengkung. Empat buah batu nisan besar tertempel pada salah satu sisi bangunan lengkung ini. Batu-batu nisan ini merupakan tugu peringatan kematian sejumlah petinggi benteng, antara lain Deputi Gubernur Inggris Richard Watts—meninggal pada 1705. Meskipun tugu peringatan berbahasa Inggris itu tertulisdalam huruf bergaya kuno, tetapi sebagian besar masih terbaca dengan jelas.

Keluar dari bangunan lengkung selepas pintu masuk ini, kita akan menyusuri alur jalan pada ruang terbuka menuju jembatan kedua. Di sisi selatan jalan itu berjajar tiga buah makam, satu di antaranya makam Residen Thomas Parr—terbunuh Desember 1807. Adanya pemakaman itu menunjukkan fungsi benteng menampung seluruh aktivitas penghuni sejak lahir hingga meninggal. Melalui jembatan kedua berketinggian 3,25 meter dari dasar parit di bawahnya, sampailah pada pintu gerbang yang dikenal sebagai the great gate (gerbang utama). Daun pintu kayu pada gerbang kedua ini masih utuh meskipun sudah berumur hampir 300 tahun. Daun pintu ini memakai jenis kayu kapur konon berasal dari Kalimantan.

Tiga ruangan kita jumpai di sebelah kiri begitu melewati the great gate dulu difungsikan sebagai kediaman para perwira. Ruangan-ruangan ini pada 1873 difngsikan sebagai gudang senjata. Ruang pertama menyerupai lorong sepanjang 13,5 meter dengan lebar sekitar lima meter. Di dalamnya terdapat tiga “anak ruangan” berukuran sekitar 1,5 meter x 4,5 meter. Ruang ini seakan menyerupai lemari beton tebal. Di ujung lorong terdapat pintu turun menuju ke ruang bawah bangunan benteng. Gelap dan lembab pada ruang-ruang bawah memberi kesan penyusuran bagian benteng ini berbau petualangan. Ruang bawah ini disebutkan berfungsi sebagai tempat penyimpanan harta.

Pada sisi lain gerbang masuk, kita akan menemui ruangan dengan funsi ruang jaga utama maupun ruang penjaga benteng yang tidak sedang bertugas. Di bagian dalam, terdapat dua ruang tahanan militer. Pada salah satu bagian dinding ruang tahanan itu terlihat lukisan arang dan catatan dalam bahasa Belanda kuno. Tulisan diperkirakan buatan tahanan dalam benteng.

Di sepanjang sayap selatan Benteng Marlborough terdapat deretan ruangan barak tidur. Masing-masing ruang memiliki satu pintu menghadap ke halaman dalam benteng. Meskipun terbuat dari jeruji besi, pintu-pintu ini berdesain lengkung dan terkesan cantik. Desain lengkung juga terlihat pada bagian langit-langit ruangan. Kompleks perkantoran terdapat di sayap utara benteng. Sebelum tahun 1780-an, sisi utara benteng ini difungsikan menjadi ruang keluarga pejabat sipil senior serta tempat tinggal perwira lajang. Sementara gudang dan kediaman gubernur terdapat di bagian barat.

Pada zamannya, benteng ini dikelola oleh dewan pimpinan terdiri dari deputi gubernur sebagai kepala wilayah pendudukan, komandan benteng sebagai pemimpin militer, dibantu oleh dua pejabat. Pejabat tinggi lainnya adalah semacam kepala perdagangan (senior merchant). Pada 1792, tercatat 18 atase perdagangan berkantor di Fort Marlborough. Beberapa kepala perdagangan ini juga menjabat sebagai kepala wilayah atau residen sejumlah kawasan sepanjang pesisir barat Sumatera, antara lain Manna, Lais, Natal, Tapanuli, dan Krui. Pada 1792 tercatat sembilan orang juru tulis bekerja dan tinggal dalam benteng. Teknisi, petugas kesehatan, pemain organ, hingga tukang kayu pun menghuni benteng ini.

Di tengah benteng, terhampar halaman dalam berumput hijau dengan beberapa pepohonan teduh. Halaman dalam cukup luas ini berfungsi bagi beragam kegiatan militer pada masa itu, misalnya upacara dan latihan keterampilan. Di lapangan ini pula dibacakan keputusan pengadilan dan kesaksian eksekusi militer. Sementara bagian halaman teduh oleh pepohonan dengan pemandangan laut lepas, menjadi tempat bersantai. Jalan setapak menghubungkan gerbang utama bagian selatan dengan gerbang utara terdapat di tengah halaman. Pintu gerbang sisi utara ini pun disambungkan dengan jembatan kayu ke luar lingkungan benteng.

Dari atas dinding benteng atau bastion, teramati hamparan laut lepas. Untuk menaikkan meriam pada posisi tembak di bastion, dibangunlah beberapa bidang miring dari susunan bata di sudut-sudut benteng ini. Di bastion, kita juga dapat mengamati saluran etalase ruangan-ruangan seperti cerobong. Mulut cerobong itu diberi payung kerucut terbuat dari seng sehingga udara dapat bersirkulasi, namun terlindung dari curahan air. Menjelajahi benteng ini tidak akan lengkap tanpa menyusuri lorong-lorong di bawahnya. Lorong-lorong bawah tanah sempit dan gelap ini konon merupakan tempat penyimpanan senjata. Juga terdapat lorong bawah tanah yang menyambungkan benteng dengan jalan keluar tanpa melewati pintu-pintu gerbang.
READ MORE - Benteng Marlborough

Monumen Thomas Parr


Monumen Thomas Parr
Monumen ini dikenal rakyat Bengkulu dengan sebutan Kuburan Bulek (bulat) karena bentuk monumen tersebut yang berbentuk bulat.


Disinilah dikubur seorang penguasa Inggris Residen Thomas Parr. Ia seorang penguasa yang kejam. Sejak ia berkuasa tahun 1805, ia memaksa rakyat menanam komoditi yang laku di pasaran dunia. Sejauh 1 km dari kawasan ini juga terdapat komplek pemakaman warga eropa terutama Inggris. Taman pemakaman ini menjadi obyek wisata sejarah dan nostalgia terutama bagi warga negara Inggris yang berkunjung.
READ MORE - Monumen Thomas Parr

Rumah Bung Karno


Rumah Bung Karno
Dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan, Bung Karno pernah diasingkan ke Bengkulu dari tahun 1938 sampai 1942. Rumah tempat pengasingan beliau tersebut terletak di Jalan Soekarno Hatta


Kelurahan Anggut Atas. Rumah kediaman Bung Karno merupakan salah satu daya tarik wisata yang memiliki nilai historis di Bengkulu. Peninggalan Bung Karno berupa buku-buku, sepeda, tempat tidur serta foto-foto semasa perjuangannya menjadi obyek wisata sejarah. Tidak jauh dari kediaman Bung Karno terdapat rumah kediaman Fatmawati Ibu Negara yang mendampingi Bung Karno serta melahirkan Presiden Ke-5 Republik Indonesia; Megawati Soekarno Putri
READ MORE - Rumah Bung Karno

Festival Tabot


Festival Tabot
Perayaan Tabot merupakan kesenian khas masyarakat Bengkulu dan masih tetap hidup dan berkembang. Perayaan Tabot ini merupakan peringatan atas gugurnya Husein cucu Nabi Muhammad SAW di Padang Karbala (Irak) ketika dicegat oleh 4000 pasukan Yazid bin Muawwiyah yang berhasrat menjadi khalifah. Tabot dibawa ke Bengkulu oleh bangsa India Menggala yang tergabung dalam tentara Inggris pada tahun 1685. Dalam rangka acara perayaan Tabot, juga diadakan festival Dol, yakni musik khas Bengkulu yang berkaitan dengan acara Tabot. Perayaan Tabot sudah menjadi bagian kalender wisata nasional yag dilaksanakan dari tanggal 1 sampai dengan 10 Muharram setiap tahun, yang diawali dengan acara mengambil tanah, tabot menjara, arak jari-jari, arak sorban, tabot besanding dan pada tanggal 10 Muharram dilaksanakan tabot tebuang di Karbala, yang jaraknya 3,5 km dari pusat Kota Bengkulu.

Bengkulu adalah sebuah propinsi yang terletak di sebelah selatan Pulau Sumatra. Secara geografis Propinsi Bengkulu terletak pada 101 derajat 01 dan 103 derajat 46 bujur timur serta 2 derajat 16 dan 5 derajat 31 lintang selatan. Propinsi Bengkulu terletak di Pantai Pulau Sumatera, membujur dari Utara ke Selatan, Sepanjang Bukit Barisan yang merupakan hutan suaka alam dan hutan lindung di sebelah Timur dan Samudera Indonesia di Sebelah Barat.

Secara administratif Propinsi Bengkulu berbatasan sebelah Utara dengan Propinsi Sumatera Barat; Sebelah Timur dengan Propinsi Jambi dan Sumatera Selatan; Sebelah Selatan dengan Propinsi Lampung; Sebelah Barat dengan Samudra Indonesia.

Propinsi Bengkulu yang beribukota di Kota Bengkulu mempunyai luas wilayah sekitar 19.786 km2 (1,10% luas wilayah Indonesia). Bengkulu terdiri dari 1 daerah kotamadya (Kota Bengkulu) dan 8 daerah kabupaten (Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur, Kepahiang, Lebong, Muko-Muko, Rejang Lebong, dan Seluma).

Sebagian besar penduduk Bengkulu terdiri dari suku Melayu, Rejang Lebong, Sekah, dan Enggano. Bahasa daerah yang digunakan hampir menyerupai bahasa Minang dan Palembang.

Bengkulu kaya akan tradisi budaya. Yang paling terkenal adalah festival Tabot yang diperingati setiap tahun oleh masyarakat Bengkulu. Festival rakyat ini diadakan selama 10 hari pertama bulan Muharram dan terdiri dari berbagai ritual adat. Ritual diawali dengan prosesi pengambilan tanah untuk membuat Tabot (semacam replika bangunan yg dihias sedemikian rupa). Pengambilan tanah dilakukan di dua tempat yaitu Pantai Nala dan Tapak paderi. Selain itu, tidak semua orang juga yg diperkenankan ikut dalam prosesi ini. Hanya para pemuka adat, pemuka agama, dan petinggi keluarga Tabot yg boleh turun tangan. Selanjutnya proses pembuatan Tabot pun dilanjutkan di rumah keluarga Tabot masing-masing melalui ritual2 lainnya.

Puncak dari festival ini adalah Tabot Bersanding yang diadakan di lapangan Tugu (letaknya di seberang rumah Gubernur Propinsi Bengkulu) pada malam ke-9 Muharram. Dalam acara ini, semua Tabot yang sudah dibuat, dipamerkan (ato disandingkan) untuk dinilai oleh dewan juri. Penilaian terdiri dari beberapa kriteria di antaranya kreativitas. Biasanya pada malam ini, Kota Bengkulu akan berubah menjadi Jakarta karena macetnya lalu lintas. Keesokan harinya yaitu tanggal 10 Muharram, semua Tabot akan diarak atau dibawa berkeliling Kota Bengkulu dengan melewati rute yg ada menuju tempat pembuangan. Memang tidak semua Tabot dibuang di sini. Biasanya hanya beberapa bagian Tabot saja yang dibuang. Tujuan diadakannya festival tabot ini adalah untuk mengenang jasa cucu Nabi Muhammad yaitu Amir Husein yang gugur dalam peperangan melawan kaum Khawarij di Padang Karbala (Irak).

Selain tradisi budaya, Bengkulu juga memiliki banyak tempat menarik yang bisa dijadikan tujuan pariwisata. Di antaranya, Pantai Panjang yang terletak sekitar 3 km dari pusat Kota Bengkulu. Pantai yang katanya merupakan pantai terpanjang di Asia tenggara ini memiliki panorama alam yang sangat indah. Jika mau berkunjung ke sini, sebaiknya datang pada waktu sore hari karena Anda akan disuguhi dengan pemandangan sunset yang amat mempesona. Jangan takut kemalaman karena Anda bisa menginap di cottage ato hotel yang banyak terdapat di area pantai.

Atau Anda mau menikmati sunset sambil naik perahu kayuh ? Silakan datang ke Tapak Paderi yang terletak tidak jauh dari kediaman Gubernur Bengkulu. Tapak Paderi merupakan dataran yg cukup tinggi dengan pemandangan laut yang indah.

Sebenarnya masih banyak pantai-pantai lain yang dimiliki oleh Bengkulu. Namun, kedua nama yg disebutkan di atas adalah pantai yang sedang dikembangkan oleh pemerintah Bengkulu untuk dijadikan tujuan pariwisata utama.

Selain pantai ada juga Danau Dendam Tak Sudah yang dikelilingi oleh perbukitan kecil dengan Bukit Barisan sebagai latar belakangnya. Danau ini terletak sekitar 8 km dari pusat kota Bengkulu. Di sepanjang danau ini tumbuh anggrek air Vanda Hookeriana yang membuat danau menjadi lebih indah dan sejuk.


Ingin mempelajari situs budaya ? Datang aja ke Benteng Marlborough yang terletak dekat dengan Tapak Paderi dan Pasar Baru Koto. Benteng ini dibangun oleh perusahaan India Timur di bawah kepemimpinan Gubernur Joseph Callet. Benteng ini mengahadap selatan dan memiliki luas 44.100 meter persegi. Bentuk benteng abad XVIII (1914) ini menyerupai kura-kura.

Pintu utama dikelilingi parit luas dan tersambung dengan jembatan ke gerbang dalam. Menurut masyarakat sekitar, benteng ini memiliki pintu keluar bawah tanah.



Benteng Marlborough adalah peninggalan terbesar Inggris terbesar di Indonesia dan sesungguhnya bukan sekadar benteng pertahanan militer, karena ia dibangun demi kepentingan perdagangan; penjamin kelancaran suplai lada bagi perusahaan dagang Inggris, East India Company, serta pengawasan jalur pelayaran dagang melalui Selat Sunda. Benteng berperan ganda: markas pertahanan militer sekaligus kantor pusat perdagangan dan pemerintahan Inggris.

Selain Benteng Marlborough, ada juga Rumah Bung Karno yang menjadi tempat tinggal Presiden Pertama RI selama menjalani masa pengasingannya di Bengkulu. Rumah ini beralamat di Anggut Atas yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Soekarno-Hatta. Beberapa peralatan, sepeda, perpustakaan buku-buku, dan yang lainnya yang pernah dimiliki oleh soekarno disimpan didalam rumah ini. Selama tinggal di Bengkulu, Soekarno juga mendesain masjid, yang sekarang dikenal dengan Masjid Jamik yang terletak di jantung kota Bengkulu.
Selain itu ada juga Tugu Parr & Hamilton. Tugu Parr terletak di depaan Pasar Baru Koto di seberang Benteng Marlborough. Sedangkan tugu Hamilton terletak di Jalan Sokerano-Hatta. Tugu atau monumen ini dibangun oleh pemerintahan Inggris untuk memperingati kekalahan mereka di Bengkulu.

Untuk mengunjungi tempat-tempat wisata di atas, Anda tidak perlu bingung dengan masalah transportasi. Ada banyak kendaraan umum yang akan membawa Anda menikmati kekayaan yg dimiliki oleh Bengkulu terseb
READ MORE - Festival Tabot

Rafflesia Bengkulu


Rafflesia yang banyak dikenal masyarakat adalah jenis rafflesia arnoldii. Jenis ini hanya tumbuh di hutan sumatera bagian selatan, terutama Bengkulu. Satu tempat yang paling bagus dan mudah untuk menemukan bunga rafflesia arnoldii ini adalah di hutan sepanjang jalan Bengkulu-Curup setelah Kepahyang. Di Bengkulu sendiri, bunga rafflesia telah dijadikan sebagai motif utama batik besurek (batik khas Bengkulu) sejak lama.

Ciri utama yang membedakan rafflesia dengan bunga bangkai secara awam adalah bentuknya yang melebar (bukan tinggi) dan berwarna merah. Ketika mekar, bunga ini bisa mencapai diameter sekitar 1 meter dan tinggi 50 cm. Bunga rafflesia tidak memiliki akar, tangkai, maupun daun. Bunganya memiliki 5 mahkota. Di dasar bunga yang berbentuk gentong terdapat bunga sari atau putik, tergantung jenis kelamin bunga. keberadaan putik dan benang sari yang tidak dalam satu rumah membuat presentase pembuahan yang dibantu oleh serangga lalat sangat kecil, karena belum tentu dua bunga berbeda kelamin tumbuh dalam waktu bersamaan di tempat yang berdekatan. Masa pertumbuhan bunga ini memakan waktu sampai 9 bulan, tetapi masa mekarnya hanya 5-7 hari. Setelah itu rafflesia akan layu dan mati.

Rafflesia merupakan tumbuhan parasit obligat pada tumbuhan merambat (liana) tetrasigma dan tinggal di dalam akar tersebut seperti tali. Sampai saat ini Rafflesia tidak pernah berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya dan apabila akar atau pohon inangnya mati, Raflesia akan ikut mati. Oleh karena itu Raflesia membutuhkan habitat hutan primer untuk dapat bertahan hidup.

Sedikit informasi, selama 200an tahun tumbuh-tumbuhan dari genus Rafflesiaceae sulit diklasifikasikan karena karakteristik tubuh yang tidak umum. Berdasarkan penelitian DNA oleh para ahli botani di Universitas Harvard baru-baru ini, rafflesia dimasukkan ke dalam family Euphorbiaceae, satu keluarga dengan pohon karet dan singkong. Tapi hal ini masih belum terpublikasi dengan baik.

BUNGA BANGKAI TITAN ARUM


Selain rafflesia, bunga raksasa lain yang dikenal masyarakat adalah bunga bangkai/suweg raksasa. Yang paling populer di antara jenis bunga bangkai lainnya adalah jenis amorphpophallus titanium. Jenis ini hanya endemik tumbuh di kawasan hutan di Sumatera. Bahkan juga ada yang menyebutkan bunga ini sebagai bunga resmi provinsi Bengkulu (sumber : Wikipedia).

Berbeda dengan rafflesia, bunga bangkai titan arum ini berwarna krem pada bagian luar dan pada bagian yang menjulang. Sedangkan mahkotanya berwarna merah ke-ungu-an. Sekilas bentuknya saat mekar terlihat seperti bunga terompet. Bila rafflesia hanya melebar, bunga bangkai tumbuh menjulang tinggi. Ketinggian bunga bangkai jenis amorphophallus titanium ini bisa mencapai sekitar 4 m dengan diameter sekitar 1,5 m.

Bunga bangkai ini termasuk tumbuhan dari suku talas-talasan (araceae). Merupakan tumbuhan dengan bunga majemuk terbesar di dunia. Berbeda dengan rafflesia yang tidak dapat tumbuh di daerah lain, bunga bangkai dapat di budi daya. bila rafflesia parasit pada tumbuhan rambat, bunga bangkai tumbuh di atas umbi sendiri.

Bunga ini mengalami 2 fase dalam hidupnya yang muncul secara bergantian dan terus menerus, yaitu fase vegetatif dan generatif. Pada fase vegetatif, di atas umbi akan muncul batang tunggal dan daun yang sekilas mirip dengan pohon pepaya. Tinggi pohonnya bisa mencapai 6m. Setelah beberapa tahun, organ generatifnya akan layu kecuali umbinya. Apabila lingkungan mendukung, dan umbinya memenuhi syarat pohon ini akan digantikan dengan tumbuhnya bunga bangkai. Tumbuhnya bunga majemuk yang menggantikan pohon yang layu merupakan fase generatif tanaman ini.

Menurut petugas penjaga lokasi budi daya bunga bangkai di hutan Kepahyang, Bengkulu, bunga baru bisa tumbuh bila umbinya memiliki berat minimal 4 kg. Bila cadangan makanan dalam umbi kurang atau belum mencapai berat 4 kg, maka pohon yang layu akan di gantikan oleh pohon baru.

Selain itu, bunga bangkai merupakan tumbuhan ber-rumah satu dan protogini, dimana bunga betina reseptif terlebih dahulu, lalu diikuti masaknya bunga jantan, sebagai mekanisme untuk mencegah penyerbukan sendiri. Bau busuk yang dikeluarkan oleh bunga ini, seperti pada rafflesia, berfungsi untuk menarik kumbang dan lalat penyerbuk bagi bunganya. Setelah masa mekarnya(sekitar 7 hari) lewat, bunga bangkai akan layu. Dan akan kembali melewati siklusnya, kembali ke fase vegetatif, dimana akan tumbuh pohon baru di atas umbi bekas bunga bangkai.

Apabila selama masa mekarnya terjadi pembuahan, maka akan terbentuk buah-buah berwarna merah dengan biji pada bagian bekas pangkal bunga. Biji-biji ini bisa ditanam menjadi pohon pada fase vegetatif. Biji-biji inilah yang sekarang di budi-dayakan. Beberapa waktu lalu, pihak kebun raya Bogor mengambil 6 umbi yang sudah besar dari tempat budi daya bunga bangkai di Bengkulu untuk koleksinya.
READ MORE - Rafflesia Bengkulu

Kuliner Bengkulu


Berburu Hiu Segar di Pasar Kaget Ramadan
Pasar kaget Ramadan di Kota Bengkulu setiap tahun selalu menyajikan masakan-masakan khas. Salah satunya bagar hiu, atau biasa disebut bagariu oleh orang Bengkulu.

Masakan khas Bengkulu dengan bahan dasar ikan hiu ini sulit ditemui pada hari-hari biasa karena ada musim tangkapnya, yang biasanya akhir tahun. Selain itu, populasi predator ganas di lautan ini sudah semakin menyusut.

Selain dibeli yang sudah siap saji, bisa dimasak sendiri. Tidak sulit memasaknya. Namun, Dahniar, 56 tahun, penjual masakan sekaligus koki masakan ini, mengatakan ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam memasaknya.

Pertama, ikan hiunya harus berjenis punai atau hiu tanduk. Ikan jenis ini tidak terlalu anyir. Kedua, kulitnya harus benar-benar dikupas, karena kulit hiu kasar dan jika dimakan akan terasa seperti mengunyah pasir.

Setelah dipotong-potong sesuai dengan selera, potongan-potongan kecil seukuran ujung kelingking berwarna putih yang menempel dekat tulang harus dibuang. Barulah kemudian dibasuh dengan perasan jeruk nipis. "Dua syarat terakhir juga untuk menghilangkan bau anyir," ujar perempuan yang sudah enam tahun lebih menjadi koki di sebuah perusahaan katering ini.

Bumbu untuk membuat masakan khas Bengkulu ini pun cukup sederhana, seperti ketumbar bulat, pala, cengkeh, kayu manis, asam jawa, lengkuas, cabai, dan bawang putih/merah. "Takarannya sesuai selera dan ukuran ikan," ia menjelaskan.

Namun, bumbu yang paling khas untuk masakan ini adalah kelapa goreng, yang berfungsi untuk menciptakan warna kecokelatan dan menambah rasa gurih masakan, serta albo untuk menciptakan aroma khasnya. Proses memasaknya cukup 30 menit.

Paduan bumbu yang sempurna membuat aroma masakan benar-benar mengundang selera. Belum lagi jika melihat potongan-potongan ikan ini berbalut kuah cokelat yang kental, hmm, begitu lezatnya.

"Yang pasti maknyus...," kata Hema Malini, seorang pelanggan, menggambarkan kelezatannya sambil menirukan gaya pengamat kuliner Bondan Winarno. Potongan ikannya terasa sangat gurih dan empuk, membuat mulut enggan untuk berhenti mengunyah. Kenikmatan bagar hiu akan bertambah lengkap jika dimakan dengan nasi putih hangat.

Jika tidak ingin repot memasak sendiri, silakan kunjungi pasar kaget Ramadan Pasar Baru Koto, Kota Bengkulu. Satu potongnya dihargai Rp 7.000.
READ MORE - Kuliner Bengkulu

Kain Besurek, batik khas Bengkulu


Kain Besurek, batik khas Bengkulu
Mungkin sebagian besar orang menganggap kalau batik hanya ada di pulau Jawa, termasuk aku dulu. Agak kagum juga ternyata dipulau tetangga, yaitu Sumatera, ada beberapa daerah yang memiliki batik khasnya, misalnya batik Riau, batik Jambi dan batik Aceh.

Daerah Bengkulu pun memiliki batik khas yang disebut Kain Besurek. Proses pembuatannya sama dengan batik di pulau Jawa, ada batik tulis dan batik cap. Yang membedakan adalah motifnya. Motif khas dari kain Basurek ini adalah huruf kaligrafi (huruf arab) dan bunga raflesia arnoldi.

Harga kain besurek ini cukup bervariasi , mulai dari harga Rp. 50.000 hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis bahan. Kain ini cukup mudah di dapatkan di toko-toko khusus yang menjual kain ini. Salah satunya adalah toko Limura yang terletak di Jl. S. Parman.

Selain kain besurek, alternatif oleh-oleh lain dari kota ini adalah Lempuk Durian, Emping, Kopi bengkulu dan macam-macam kue kering. Ada juga kerajinan dari kulit kayu yang di buat menjadi bermacam-macam souvenir, tas, topi dan gantungan kunci.

Semua itu bisa didapatkan di sepanjang Jl. Sukarno-Hatta.
READ MORE - Kain Besurek, batik khas Bengkulu

Kue-kue Khas Bengkulu


Perempuan asli Bengkulu, Neliwati Dalimo, sukses menekuni produksi makanan ringan khas Bengkulu dengan merek Kue Ende. Sebetulnya usaha Kue Ende, yang dirintis sejak 2001 ini, lebih merupakan panggilan hati. Ia ingin memperkenalkan makanan khas Bengkulu ke seluruh Indonesia, dan bahkan ke luar negeri kelak.

“Bila tidak diperkenalkan kepada pasar, lama-kelamaan makanan ini akan dilupakan,” ungkap perempuan yang memulai usaha dengan modal Rp 100 ribu saja itu.

“Sebelumnya, saya membuat keripik bawang dan menitipkannya di toko-toko kue. Baru kemudian saya membuat kue-kue kering, ” katanya. Rasa dan penampilan kue-kue khas Bengkulu, jika berpegang pada resep asli, jadinya agak keras. “Walau rasanya enak, tapi karena keras, banyak orang malas memakannya,” keluh Neliwati.


Demi terlestarikannya makan ringan khas Bengkulu, maka Neliwati pun mencari jalan untuk membuat resep kue yang lembut dikunyah. Dalam upayanya ini, ia sekaligus bertekad menaikkan mutu kue-kue tradisional Bengkulu ini. Dengan menggunakan komposisi bahan baku kualitas tinggi, ia menghasilkan rangkaian kue-kue khas Bengkulu mutu prima dengan harga jual di atas rata-rata, yaitu Rp 5.000 per 1,5 ons sampai Rp 35 ribu per kg.

“Saat ini saya membuat lebih dari sepuluh macam kue snack, yang semuanya khas Bengkulu,” tuturnya. “Yang paling laku adalah kue bawang, perut punai dan tat.”

Neliwati tetap mengolah kue-kuenya secara tradisional, sehingga citarasanya pun tulen khas Bengkulu. “Agar tahan lama dan tetap gurih, kemasan harus benar-benar kedap udara. Maksimal kue saya bertahan sampai dua bulan,” katanya.

Setiap hari Kue Ende memproduksi sebanyak 25 kg kue. Untuk pengerjaannya, Neliwati dibantu oleh duabelas karyawan harian. Sedang pemasarannya, selain dijual di outlet miliknya sendiri, juga dijual ke toko-toko kue dengan sistem beli putus. Dari usaha memproduksi kue-kue khas Bengkulu ini, ia menikmati omzet hingga Rp 25 juta setiap bulan.

“Saya belum memasarkan langsung ke luar daerah, hanya lewat perantara saja,” ungkapnya. Ia mengakui bahwa dirinya sedang mencoba menembus pasar ritel lokal dan pasar di luar negeri karena sudah ada permintaan dari Cina untuk kue keripik bawang. Dalam misinya ini, Neliwati tidak akan hanya mengandalkan citarasa. Menurutnya, kemasan akan ikut sangat menentukan keberhasilannya.
READ MORE - Kue-kue Khas Bengkulu

Hutan Suaka Alam Danau Menghijau


Hutan Suaka Alam Danau Menghijau
Danau Menghijau terletak sebelah barat Danau Tes berjarak sekitar 4 km. Berdasarkan SK Mentan Rl No. 187/Kpts/Um/ 4/1973 tgl. 11 April 1973 Danau Menghijau memiliki luas 139,800 Ha
Danau Menghijau memiliki salah salu satwa khas yang sama dengan satwa yang berada di danau Tes, yaitu burung Belibis. Potensi lain yang bisa dinikmati di danau Menghijau adalah memancing.


Burung Bangau/Belibis


Cara mencapai lokasi:
• Dengan kendaraan umum/pribadi Bengkulu - Curup (80 km} Curup - Karang Tinggi (Kec. Tes) sekitar 60 km. Karang Tinggi - Danau Menghijau sekitar 2 km (dengan carter kendaraan umum atau dengan jalan kaki, jalan tanah (koral).
READ MORE - Hutan Suaka Alam Danau Menghijau

Hutan Wisata Bukit Kaba


Hutan Wisata Bukit Kaba
Hutan Wisata Bukit Kaba termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Curup, Kecamatan Padang Ulak tanding dan Kecamatan Kepahiang Kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan SK Menhut No. 166/Kpts-ll/1986 luas Hutan Wisata Bukit Kaba 15.070 Ha. Potensi yang bisa dinikmati bila berkunjung ke Hutan Wisata Bukit Kaba adalah sumber Air panas, udara pegunungan yang sejuk (ketinggian sampai 2000 mdpl), berkemah, kawah aktif dan kawah tidak aktif serta berbagai flora dan fauna.
Flora yang dominan pada 1.000-1.400 mdpl adalah Pasang (Quercus linneata), 1.400 - 1.800 mdpl Umbel-urnbelan (Spondiaspinnata) dan 1,800 - 2.000 mdpl Pandan duri (Pandannus Sp) serta yang langka yaitu Pakis Simpai, satwa langka yang masih bisa dijumpai adalah Harimau Loreng (Phantera Tigris Sumatrensis), Kijang, Rusa.



Bukit Kaba

Cara mencapai lokasi:
• Dengan kendaraan umum/pribadi dari Bengkulu ke Curup (80 km), Curup ke arah Linggau berhenti di desa Sumber Urip (15 km), dari Sumber Urip ke kaki Bukit Kaba (6 km) jalan koral. Dan dari kaki Bukit Kaba ke Kawah/Puncak Bukit (3 km).
Dalam perjalanan menuju ke kawah/puncak 1 km dari kaki Bukit Kaba akan dijumpai sumber air panas yang berbau belerang.
READ MORE - Hutan Wisata Bukit Kaba

Taman Buru Gunung Nanu'a


Taman Buru Gunung Nanu'a

Taman Buru Nanu'a terletak di pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara. Berdasarkan SK Mentan No. 741/Kpts/Um/ 11/1978 tgl. 30 Nopember 1978 luas Taman Buru Gunung Nanu'a 7.271 Ha. Potensi Taman Buru Gunung Nanu'a merupakan hutan tropika tanah rendah sampai pantai, merupakan habitat yang cocok untuk sapi dan kerbau liar. Dalam perjalanan menuju lokasi pengunjung dapat menyalurkan hobi memancing, menikmati keindahan karang di Tanjung Kaholbi.


Populasi Kerbau liar di Taman Buiu Gi'ruing Nanua'

Cara mencapai lokasi:
• Dari Bengkulu (Pulau Baai) dongan prialni porlntis ke pulau Enggano (12-18 jam) Polahiihan Malakoni. Intensitas kapal 2 hari sekali Bengkulu pulau Enggano Malakoni - Gunung Nanu'a 6-10 jam dapal dltempuh dengan cara:
- Dengan carter perahu menyisir paniai, dilanjutkan berjalan kaki.
- Berjalan kaki lewat jalan darat.
READ MORE - Taman Buru Gunung Nanu'a

Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat


Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat

PLG Seblat berdiri pada bulan Oktobor 1992, terletak di Kecamatan Putri Hijau, Bengkulu Utara berdasarkan SK Menhut No. 658/Kpts-ll/1995 tanggal 8 Dosember 1995 memiliki luas 6.865 Ha. Didalam areal tersebut terdapat flora dan fauna dilindungi yang dapat dijumpai oleh pengunjung seperti: Tapir, Rusa, berbagai macam Ular, Siamang, Simpai, Kera, Kera Ekor Pendek, Gajah yang masih liar, berbagai macam burung, seperti Rangkong, Beo, Pergam, Ayam Hutan, Elang dll. Selain itu juga beberapa kali ditemukan jejak manusia pendek, untuk memastikan perlu diadakan penelitian lebih lanjut.
Atraksi gajah menggendong orang.


Tempat ini juga cocok bagi yang senang berjalan kaki sambil menikmati kondisi hutan yang masih primer atau memancing. Bunga langka yang masih terdapat dilokasi PLG Seblat yaitu Bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldi).
Di PLG Seblat dapat menikmati berbagai kemampuan gajah jinak:
- Atraksi 20 macam, antara lain Disko gajah, pengalungan bunga, membawa bendera/spanduk, tebak angka/huruf, berbaris dll.
- Safari Gajah.
Cara mencapai lokasi:
• Bengkulu - Air Muring/Seblat (3 jam, 150 km)
• Air Muring - PLG Seblat, bisa melalui 3 jalur yaitu:
1. Lewat PT. Agricinal (20 km, 1 jam, jalan tanah)
2. Lewat Seblat (Samping Kantor Kecamatan Putri Hijau) Blok C, Suka Baru, PLG Seblat (jalan sebagian aspal, sebagian koral 15 km)
3. Lewat Air Muring, Suka Merindu, Suka Baru, PLG Seblat, (17 km jalan sebagian aspal sebagian koral)
READ MORE - Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat

Danau Tes


Danau Tes

Danau Tes termasuk dalam wilayah kecamatan Lebong Selatan. Berbentuk memanjang di hulu sungai Ketahun. Hutan Suaka Alam Danau Tes memiliki luas 3.230 Ha. Berdasarkan SK Menteri Pertanian Nomor: 148/Kpts/UM/1974 tanggal 27 Maret 1974.
Debit air Danau Tes merupakan Sumber Penggerak Turbin yang berkapasitas 16 Mega Watt. Di danau tes banyak terdapat jenis ikan baik yang asli/lokal maupun yang sengaja ditebar. Sedang fauna khas adalah burung belibis (Cairina Scutulata), yang biasa terbang dari Danau Test ke Danau Menghijau atau sebaliknya, yang berjarak sekitar 4 km obyek yang bisa dinikmati yaitu memancing dan bersampan mengarungi danau
Cara mencapai lokasi:
• Dengan Kendaraan Umum atau pribadi dari Bengkulu ke Tes sekitar 138 km, kondisi jalan bagus.
READ MORE - Danau Tes

Warisan Melayu Bengkulu

Belum diketahui secara pasti sejak kapan masuknya orang-orang Melayu ke Bengkulu. Namun meski tak banyak, ada beberapa sumber sejarah yang bisa dipakai untuk melacak keberadaan orang-orang Melayu di Bengkulu. Diantara beberapa arsip yang menyebut tentang keberadaan orang-orang Melayu Bengkulu antara lain :
1. Aantekeningen Gedurende de Reis te Benkoelen door Perez, met bijlagen Maleisch Brieven en Stukken Over Maleisch Hoofden, 1835, berisi surat-surat dari para kepala pribumi Bengkulu, termasuk laporan mengenai peristiwa terbunuhnya gezaghebber di Seluma pada tahun 1835.
2. Rapport van Nahuijs over het Engelsch Etablissement Benkoelen, 1823, berupa laporan perjalanan Nahuijs ke Bengkulu pada tahun 1823, yang memuat keadaan umum masyarakat Bengkulu saat itu.
3. Relaas van de Anachodas Daing Soepoe en Boegis. Wegens de Staat en Gelegenheid van Bancahoeloe Gegeven te Batavia, 1783, yang berisi tentang keadaan Benteng Marlborough, para kepala pribumi Bengkulu, serta para anak keturunan Raden Tumenggung Wiriodiningrat.
4. Memorie Betrekkelijk de Bezitting Benkoelen om te Dienen tot Leiding van de Ambtenaar, Welke nu af en de Vervolge met het Gezag aldaar zal Worden Belast, 1826, yang berisi seluk beluk kehidupan para Pangeran pribumi Bengkulu, dan Daeng Mabella, terutama dalam kaitannya dengan pergantian jabatan serta gaji yang diterima dari pemerintah Belanda.
5. Extract Uit het Register der Besluiten van den Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie, Batavia, den 7 Februarij 1839, berisi tentang pengangkatan Raden Muhamad Zein sebagai kepala orang asing, dan juga pengangkatan Sultan Muko-Muko, serta pengaturan gajinya.
6. Extract uit he Register der Resolutien van den Gouverneur Generaal van Nederlandsch Indie, in Rade, Buitenzorg, den 25 October 1834, yang memuat laporan tentang permohonan Sultan Indrapura yang ingin menggabungkan kembali wilayah Muko-Muko dengan wilayahnya, serta keputusan untuk tidak mengabulkan permintaan Sultan Indrapura itu.
7. Nota over Benkoelen Geschreven te Padang 18 Februari 1840, door Resident van Ajer Bangis, de Perez, memuat laporan tentang pemilihan Sultan Muko-Muko.
8. Geslachtslijsten van Orang Baleij Banto, merupakan silsilah elite pribumi Sungai Lemau yang dimulai dari Baginda Raja Sakti.
9. Papieren Omtrent eene te doene Ondernemingen tegen Bezittingen der Engelsche ten Bencoelen op Sumatra Westkust, 1766, yang berisi Undang-Undang Adat di wilayah Sillebar mengenai Kerbau Jalang, dan surat perjanjian antara Pangeran Sillebar dengan Edward Coles Moeda,
10. Acte van Aanstelling, 1750, memuat tentang Undang-Undang Adat dari Sultan Banten untuk wilayah Sillebar yang ditulis pada tahun 1079 Hijriah (1688 Masehi).
11. Stukken over de Eigendom Bewijze van ’s Gouvernements, specerij perken te Benkoelen, 1840, Afschrijft, Maleisch Schrift, (Arsip Nasional B: 5/7), yang memuat surat perjanjian antara Pangeran Sillebar dengan Walter Ewer tertanggal 1 Maret 1804.
12. Papieren Omtrent eene te doene Ondernemingen tegen Bezettingen der Engelsche te Bencoelen op. S.W.K. 1783, met Kaart. 1 deel, Bahasa Melayu, (Arsip Nasional B: 5/6),yang berisi urat perjanjian antara Daeng Mabella dengan Pangeran Sillebar dan anak Marga Pagar Agung Pada tanggal 1 Juni 1820, berisi tentang pengaturan wilayah kekuasaan Pangeran Sillebar oleh Daeng Mabella, serta pengaturan mengenai sistem tanam lada, pala, kopi, dan cengkeh.
13. Stukken over de Eigendom Bewijze van ’sGouverments Specerij Perken te Benkoelen, 1804, Afschrijft, 1 deel, nb. Bahasa Melayu, (Arsip Nasional B: 5/7), yaitu surat pernyataan Raffles tentang pemberian tunjangan kepada Pangeran Nata Di Raja dari Sillebar pada Tanggal 1 Juni 1820, yang berisi penaikan tunjangan sebesar 100 rupiah per bulan, sehingga naik menjadi 150 Rupiah per bulan.
14. Stukken over de Eigendom Bewijze van ’s Gouverments Specerij Perken te Benkoelen, 1825, afschrijft, 1 deel, nb. Bahasa Inggris dan Melayu (Arsip Nasional B: 5/7), yaitu: Surat Persumpahan Pangeran Nata Di Raja kepada Residen Belanda Verploegh pada bulan Juli tahun 1825, yang berisi pernyataan setia Pangeran Nata Di Raja kepada pemerintah Belanda.
15. Surat protes para kepala pribumi Bengkulu kepada Residen Belanda, Verploegh tertanggal 15 September 1826, (Arsip Nasional B: 5/4), yang berisi protes atas pemberangkatan kapal Inggris yang akan membawa istri-istri dan anak-anak pribumi Bengkulu ke luar pulau, karena bertentangan dengan hukum adat mereka.
16. Rekest van Radja Bangsawan (Arsip Nasional B: 5/7), berisi permohonan tunjangan untuk Pangeran Sillebar yang sejak tahun 1825 hingga tahun 1828 belum diberikan oleh pemerintah Belanda.
17. Surat Depattie Tjinta Mandie kepada Depattie Tandjong Erang Tertanggal 26 Juni 1835, (Arsip Nasional B: 7), yang berisi saran agar tidak bekerja-sama dengan pihak pemerintah Belanda.
18. Brieven aan den Ass. Resident Benkoelen P. de Perez, 1835, (Arsip Nasional B: 7), yang memuat laporan tentang terbunuhnya gezaghebber Seluma pada tanggal 28 Juni 1835.
19. Brieven aan en Ass Resident Benkoelen P. de Perez, 1835, disalin dari huruf Jawi Melayu (Arsip Nasional B:/7), yang berisi Laporan para Kepala Pribumi Selumah tentang Kejahatan Orang-Orang Pasyemah, yang terisi tentang kejahatan orang Pasyemah di wilayah Selumah yang telah merusak pasar dan membunuh Boss (Gezaghebber) di Selumah.
20. Aanteekeningen van N. Hewtson, Kontroleur van Manna, Betreffende het Landschap Pasemah Oeloe Mnna, d.d. 27 September 1850, yang memuat tentang kelakuan orang-orang Pasemah baik pada zaman Inggris maupun pada zaman Belanda .
21. Oendang-Oendang Peratoeran Bimbang Radja-Radja dan Raden-Raden Jang Terpakei Dalem Residensi Benkoelen, yang berisi peraturan mengenai pelaksanaan bimbang (pesta) untuk golongan bangsawan dan golongan rakyat biasa.
22. Oendang-Oendang Adat Lembaga Melayoe Jang Dipakei Oleh Radja Dengan Penghoeloe Dalem Negri Bangkahoeloe Soedah Diserapatkan Dengan Henry Robert Lewis Eskuwir yang Djadi Madjesteriat Ketika Itoe, yang berisi pengaturan mengenai hukum adat pribumi Bengkulu yang ditulis dalam huruf Arab berbahasa Melayu.
23. Eenige Archiefstukken Betreffende de Vestiging van de Engelsche Factorij te Benkoelen in 1685, berisi surat menyurat antara pejabat Inggris di Bengkulu dengan para pejabat Inggris di Madras, Indrapura, maupun dengan wakil Sultan Banten di Sillebar.
24. Oude Brieven uit een Benkoeloesch Archief (1847-1874), antara lain memuat peraturan tentang larangan berpayung bagi para Kepala Pribumi yang tidak sesuai dengan jabatannya.
25. Iets Over het Ontstaan van Eenige Regent Schappen in de Adsistent Residentie Benkoelen, door J.A.W. van Ophuijsen, memuat tentang silsilah keturunan Pangeran Sungai Lemau, pangeran Sungai Itam, dan Pangeran Sillebar.
26. Brief dd. 7 September 1824 van Resident Prince aan Goerge Swinton te Calcutta, yang melaporkan kegemparan di kalangan para kepala pribumi Bengkulu yang memprotes terhadap kebijaksanaan Inggris yang akan menyerahkan wilayah Bengkulu kepada pihak Belanda.
27. Lijst van te Benkoelen Aanwezige Engelsche Grafschriften Opgemaakt Door W, Bakker, berisi tentang daftar orang-orang Inggris yang meninggal di Bengkulu yang ditulis pada batu nisan.
28. De Familie Daing Mabella, volgens een Maleisch Handschrift, memuat petualangan anak keturunan Daeng Mabella ke Bengkulu pada zaman Inggris hingga akhir hayatnya.
29. Bahoewa Inilah Asal-Oesoel, merupakan tulisan para raja-raja Sungai Lemau hingga Pangeran Muhammad Syah, yang berisi berbagai kegiatan pemerintahan adat pribumi Bengkulu yang disusun menjadi 44 patsal.
ಒಲೆಹ್ : Setiyanto
READ MORE - Warisan Melayu Bengkulu